17 Apr 2010

Bahagia Lihat Orang Bahagia

Kali ini saya mau bicara agak pribadi, lebih ke pengalaman sendiri
Sebenarnya saya sendiri sedang nggak in good condition,
Mentally ill, kebanyakan mikirin something strange in my heart
Yah, kira-kira beginilah saya mencoba mengurangi "sakit" ini, dengan nulis
Selamat menyimak saja

Kata The Fikr: 'Mencintai, dicintai, fitrah manusia..'
Mungkin bisa dibilang, selain fitrah, ia juga kebuhan buat kita
Seperti sembako: kalau tidak terpenuhi, jadi masalah

Abaikan definisi jiwa, kita akan dapati bahwa kadang kita dibuat sakit oleh keinginan ini
Apalagi buat remaja, teenagers
Buat saya, salah satu gejala yang tampak adalah penyakit nge-gombal

Suatu waktu, saya iseng mencari makna nge-gombal
Menurut basa Jawa, gombal itu kain jelek bekas yang dipakai cuma buat ngelap tumpahan bubur di lantai
Saya jadi berpikir
"Bentar2, berarti kata nge-gombal dalam kamus perilaku remaja itu bukan tanpa sebab?"
"Berarti juga, kalimat-kalimat saya itu nggak lebih berarti daripada gombal di rumah saya dong?"

Makin sakit aja saya jadinya
"Lha buat apa saya ngerangkai kalimat kalau ternyata nggak bisa saya manfaatkan?
"Terus gimana nih?"
Mikir lagi
"You know, there's feeling can't be described. It is not to be eksposed, but to be fulfilled."
FULFILLED.. "Ini dia kata kuncinya"
Sembako juga dicari bukan buat dikumpulkan, apalagi dikoleksi
Yang "ini" juga,
Daripada dipendam jadi demam
Better take action

Tapi
Saya masih kuliah, pikiran juga belum dewasa,
Masa nekat?
Nggak mungkin kan,

Mikir lagi
Cukup lama bingung, nggak dapat jawaban
Sampai
Suatu saat bertemu teman yang lama tidak saya sapa
Sedang letih
"Ini dia jawabannya", saya bilang
Dengan segenap ide, saya berusaha membuat dia bahagia

Akhirnya, sesuatu yang tidak pernah saya lakukan pada orang lain, terlaksana juga
Sebuah bungkusan (bukan bingkisan) berpindah ke tangannya
Seorang hebat berjiwa kuat menerima hadiah dari saya
Di luar dugaan, dia memeluk saya
Saya bilang, "Kita teman"
Dia bilang, "Kita saudara"
Luar biasa bahagianya saya,
Ternyata usaha kecil begitu bisa berarti buat dia

Kawan, di masa muda ini memang kita sedang labil. Hati kita sangat mudah condong ke arah mana pun. Saat cinta datang, kita sering sakit karenanya. Dipendam jadi pusing, ditindak lanjuti pun belum pantas.

Ketika kita bingung dengan rasa ini, cobalah kita lihat sekeliling kita. Banyak orang yang butuh perhatian kita, butuh kasih sayang kita. Bukan saatnya mengejar satu-dua orang untuk kebahagiaan sendiri, tapi saatnya mengejar orang untuk membuatnya bahagia.

Cinta itu ternyata bukan untuk satu-dua orang saja. Dia ada sebagai bekal hidup kita, untuk dibagi kepada semua yang kita temui. Nafkahkan cinta dengan bijaksana, dan kita akan bahagia.
Allahu a'lam, mudah-mudahan saya konsisten

2 komentar: