Ringkasan Tastqif 6 Maret 2010
Ruang Kuliah K.102 Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Judul 1: Mukmin dan Lebah
Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih, dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya). (H.R. Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)
Demikianlah Rasulullah memberi nasihat bagi umatnya. Dalam tastqif ini, kita diajak memahami hadits ini secara lebih dalam lagi. Kenapa harus lebah, dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari? Selamat menyimak.
Kalau makan, makan yang baik
Lebah tidak mencari makan di tong sampah, tapi di taman berbunga.
Bagi kita, ini merupakan pesan dari Rasulullah bagi umatnya untuk selalu makan yang halal, bukan yang haram. Dan lebih lengkap lagi, agar kita meninggalkan makanan yang syubhat (nggak yakin halal atau haramnya).
Kalau memberi, memberi yang baik
Ditimpuk sarangnya sekalipun, yang diberikan ke kita adalah madu yang manis. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memperlakukan segala sesuatu di hadapan kita dengan sebaik-baiknya? Buat saya, masih jauh panggang dari api.
Kalau hinggap di ranting, tak pernah rantingnya patah
Begitu pula kita, Rasulullah mengingatkan kita untuk tidak menjadi beban bagi sekitar kita, tapi untuk menjadi orang yang bermanfaat
Solid dalam jamaah
Lebah, hanya butuh satu hari untuk membangun rumah karena solid jamaahnya. Hal ini tercapai karena semua anggota koloninya berkontribusi. Begitu pula manusia. Dalam kelompok, semua penting. Ibarat jari, dari jempol sampai kelingking, masing-masing punya kerja sendiri-sendiri.
Membela harga diri dan kehormatannya, bahkan jika harus mati sekalipun
Untuk membela diri dan sesuatu yang ia anggap penting, lebah rela menggunakan sengatnya. Begitu pula sepatutnya manusia berjuang, pantang menyerah, mati-matian berusaha.
Satu komentar untuk bahasan ini: Dahsyat..!
Demikianlah Rasulullah memberi nasihat bagi umatnya. Dalam tastqif ini, kita diajak memahami hadits ini secara lebih dalam lagi. Kenapa harus lebah, dan bagaimana aplikasinya dalam kehidupan kita sehari-hari? Selamat menyimak.
Kalau makan, makan yang baik
Lebah tidak mencari makan di tong sampah, tapi di taman berbunga.
Bagi kita, ini merupakan pesan dari Rasulullah bagi umatnya untuk selalu makan yang halal, bukan yang haram. Dan lebih lengkap lagi, agar kita meninggalkan makanan yang syubhat (nggak yakin halal atau haramnya).
Kalau memberi, memberi yang baik
Ditimpuk sarangnya sekalipun, yang diberikan ke kita adalah madu yang manis. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memperlakukan segala sesuatu di hadapan kita dengan sebaik-baiknya? Buat saya, masih jauh panggang dari api.
Kalau hinggap di ranting, tak pernah rantingnya patah
Begitu pula kita, Rasulullah mengingatkan kita untuk tidak menjadi beban bagi sekitar kita, tapi untuk menjadi orang yang bermanfaat
Solid dalam jamaah
Lebah, hanya butuh satu hari untuk membangun rumah karena solid jamaahnya. Hal ini tercapai karena semua anggota koloninya berkontribusi. Begitu pula manusia. Dalam kelompok, semua penting. Ibarat jari, dari jempol sampai kelingking, masing-masing punya kerja sendiri-sendiri.
Membela harga diri dan kehormatannya, bahkan jika harus mati sekalipun
Untuk membela diri dan sesuatu yang ia anggap penting, lebah rela menggunakan sengatnya. Begitu pula sepatutnya manusia berjuang, pantang menyerah, mati-matian berusaha.
Satu komentar untuk bahasan ini: Dahsyat..!
gambar dari www.fotki.com
ane buat jadi bahan referensi kultum ya gan.
BalasHapus