14 Sep 2009

1000 Alasan Penghambat Prestasi

Suatu hari saya menginap di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Kampus UI Depok. Pagi harinya, ketika saya sedang berjalan bersama teman-teman untuk cari makan, saya bertemu dengan Ketua SALAM UI X2, Ahmat Setiabudi. Saya pun jalan di sampingnya sambil ngobrol.
Sewaktu ngobrolin FT, beliau nyeletuk, “Akh antum nggak ikut KIAS?”
Perlu diketahui, KIAS itu acara dari Lembaga Da’wah FTUI untuk mahasiswa baru. Bentuknya adalah mabit, mentoring, kajian, dan outbond.
Saya jawab, “Nggak, saya nggak bisa ikut sampai selesai dan waktu hari H keberangkatan nggak nemu teman buat pulang duluan.”
Beliau bilang, “Kan antum bisa tanya-tanya caranya pulang kalau nggak tahu jalurnya?”
Saya jawab, “Nggak enak.”
Sambil merangkul pundak saya, beliau bilang, “Akh, coba antum perhatikan. Sebenarnya alasan itu ada karena pikiran kita juga. Misal tadi, ana tanya kenapa antum nggak ikut KIAS, antum jawab dengan dua alasan. Kalau ana tanya lagi, antum pasti bakal beralasan lagi. Begitu seterusnya.”
Beliau melanjutkan, “Itu karena antum sudah berpikiran untuk nggak ikut. Coba antum berpikiran ‘Saya harus ikut’ maka akan muncul 1000 alasan untuk membuat antum ikut.”
DEGG. Hati saya jadi tersentil. Ternyata nggak ada gunanya saya mengajukan alasan, pada akhirnya terbaca juga kalau saya itu pada dasarnya nggak niat ikut.
Renung..
Begitulah, saat berangkat memang saya mencari teman untuk pulang duluan. Tapi begitu gagal sekali, saya langsung menyerah dan mengajukan beragam alasan pada diri saya dan orang lain.
Maka karena obrolan itulah saya menjadi melek, bahwa ternyata saya ini masih terlalu banyak alasan dan belum benar-benar konsisten dalam memegang keinginan. Karena inilah banyak usaha saya, dalam akademis ataupun organisasi, yang terbengkalai. Saya terlalu permisif dengan diri sendiri. Ya, saya sering membuat 1000 alasan atas kealpaan saya, yang sebenarnya hanya akan menghambat prestasi.
Jangan Mau Selamanya Beralasan
Teman-teman sekalian, ternyata alasan adalah salah satu ciri orang yang tidak bisa me-manage dirinya sendiri dan juga tanda-tanda orang yang tidak mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saya mengajak diri saya sendiri dan teman-teman sekalian untuk mengurangi alasan dan menjadi orang yang lebih aktual.
“Rusa dan singa itu, sama-sama tahu bahwa mereka harus berlari cepat untuk dapat bertahan hidup.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar