18 Des 2009

Konstruksi Sarang Laba-Laba: Kombinasi Struktur Beton dan Tanah


Pondasi yang kuat merupakan kebutuhan bagi setiap bangunan, kita tahu itu. Ibarat fluida, gaya pada struktur dapat ditransfer ke dalam tanah. Pondasi yang tepat dan kuat akan mampu meneruskan gaya yang diterima bangunan ke arah bumi.

Karena letaknya di dalam tanah, pondasi mutlak harus memperhatikan kondisi tanah tempat ia berdiri. Gerakan-gerakan tanah yang mungkin terjadi seperti mengembang, menyusut, tanah yang tidak stabil, hingga gempa bumi tidak boleh dilupakan dalam pembuatan pondasi. Jika ditemukan kondisi tanah kurang baik, seorang kostruktor harus mampu menyiasatinya, baik dengan pondasi yang tepat maupun dengan memberi suatu perlakuan khusus pada tanah itu sendiri.

Ada hal menarik berkaitan dengan “siasat” ini. Adalah dua insinyur Indonesia, Ir. Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto, yang telah berhasil menemukan suatu jenis pondasi yang dapat memadukan pondasi dan tanah menjadi satu kesatuan yang kokoh. Pada tahun 1976, keduanya memperkenalkan pada dunia suatu jenis pondasi baru yang diberi nama Konstruksi Sarang Laba-Laba. Pondasi ini terdiri dari bentuk-bentuk segitiga yang menyatu dan tampak seperti sarang laba-laba. Di tengah bentuk-bentuk segitiga itu diisi perbaikan tanah yang memungkinkan terjadinya kerja sama yang luar biasa antara pondasi dan tanah. Terdiri dari pelat tipis yang diperkaku dengan ribs (rusuk-rusuk), pondasi ini dapat menyebarkan rata semua gaya ke tanah dan mampu menahan gaya lateral akibat gempa.

Dikatakan bahwa pondasi yang termasuk pondasi bangunan bertingkat tanggung ini dapat menghemat biaya sekitar 30% dibandingakn pondasi konvensional (BKSDM PU). Ini terjadi mengingat 90% komponennya adalah tanah. Selain itu, pondasi ini dikatakan mampu menghemat waktu pengerjaan serta merupakan salah satu pekerjaan padat karya yang dapat menyerap tenaga kerja.

Bangunan yang menggunakan pondasi ini terbukti dapat bertahan di tengah bencana gempa. Bahkan dalam buletin BKSDM PU, disebutkan bahwa hampir 100 (seratus) bangunan teruji terhadap bencana gempa bumi hingga 9 pada Skala Richter (SR) dan tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, Papua, Sumatera Barat, Bengkulu dan sekitarnya.

sumber:
http://bpksdm.pu.go.id/admin/file/Bulletin%20BPKSDM%20Edisi%20Keenam.pdf
http://www.ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=90:pondasi-sarang-laba-laba&catid=37:know-how&Itemid=2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar