24 Sep 2009

Thypus, Gejala dan Penanganannya

Thypus adalah penyakit pencernaan yang patut diwaspadai.
Di bawah ini sedikit informasi tentang thypus yang sudah dikumpulkan dari beberapa sumber.

Penyebab sakit thypus adalah kuman Salmonella typhosa.

Penyakit thypus menular melalui makanan dan minuman yang tercemar kuman serta dari kotoran atau air kencing penderita thypus. Kuman Salmonella ini dapat menyebar ke hati, paru-paru, bahkan ke otak dan ini bisa berakibat fatal bagi penderitanya.

Gejala thypus adalah suhu tubuh yang bertambah tinggi setiap hari, terutama di sore dan malam hari. Biasanya, di pagi dan siang hari, pendertia thypus akan merasa dirinya sudah lebih sehat. Terkadang penderita tertipu dengan kondisi ini sehingga mereka tidak segera memeriksakan penyakitnya ke dokter. Setelah 7-10 hari, panas tubuh akan konsisten dan kontinyu. Memasuki minggu kedua ini, penderita akan merasakan panas dari pagi sampai malam hari. Di minggu ketiga, panas tubuh akan menurun dan terjadi penyembuhan atau justru terjadi komplikasi yang berakibat fatal.

Gejala lain adalah
nyeri di ulu hati dan lambung
nyeri otot
gangguan buang air besar (diare atau bisa juga sembelit)
sakit kepala
mual, sampai muntah-muntah

Pengobatan

Segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Selain itu, penderita diharuskan untuk istirahat total dan melakukan diet lunak untuk mengistirahatkan kerja usus. Setahu saya pribadi, penderita thypus sebaiknya menghindari konsumsi berserat tinggi seperti kangkung. Buah pun sebaiknya dipillih, makan yang lunak saja, misalnya pepaya.

Pencegahan

Kuncinya ada di makanan. Antara lain adalah hindari jajan di tempat yang tidak bersih dan jangan memakan telur ayam setengah matang karena ada kemungkinan kulit telurnya tercemar kotoran ayam yang mengandung kuman thypus. Bisa juga melakukan vaksinasi thypus.

Disamping itu, sangat dianjurkan pula menjaga kesehatan dengan tidur yang cukup dan olahraga rutin. Orang yang pernah menderita thypus sebaiknya menghindari kelelahan karena thypus akan mudah kambuh pada orang yang lelah daripada pada orang yang belum pernah terkena sama sekali.

Allahu a'lam, semoga bermanfaat...

dirangkum dari Yahoo!Answer dan website kliniksehat


14 Sep 2009

1000 Alasan Penghambat Prestasi

Suatu hari saya menginap di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Kampus UI Depok. Pagi harinya, ketika saya sedang berjalan bersama teman-teman untuk cari makan, saya bertemu dengan Ketua SALAM UI X2, Ahmat Setiabudi. Saya pun jalan di sampingnya sambil ngobrol.
Sewaktu ngobrolin FT, beliau nyeletuk, “Akh antum nggak ikut KIAS?”
Perlu diketahui, KIAS itu acara dari Lembaga Da’wah FTUI untuk mahasiswa baru. Bentuknya adalah mabit, mentoring, kajian, dan outbond.
Saya jawab, “Nggak, saya nggak bisa ikut sampai selesai dan waktu hari H keberangkatan nggak nemu teman buat pulang duluan.”
Beliau bilang, “Kan antum bisa tanya-tanya caranya pulang kalau nggak tahu jalurnya?”
Saya jawab, “Nggak enak.”
Sambil merangkul pundak saya, beliau bilang, “Akh, coba antum perhatikan. Sebenarnya alasan itu ada karena pikiran kita juga. Misal tadi, ana tanya kenapa antum nggak ikut KIAS, antum jawab dengan dua alasan. Kalau ana tanya lagi, antum pasti bakal beralasan lagi. Begitu seterusnya.”
Beliau melanjutkan, “Itu karena antum sudah berpikiran untuk nggak ikut. Coba antum berpikiran ‘Saya harus ikut’ maka akan muncul 1000 alasan untuk membuat antum ikut.”
DEGG. Hati saya jadi tersentil. Ternyata nggak ada gunanya saya mengajukan alasan, pada akhirnya terbaca juga kalau saya itu pada dasarnya nggak niat ikut.
Renung..
Begitulah, saat berangkat memang saya mencari teman untuk pulang duluan. Tapi begitu gagal sekali, saya langsung menyerah dan mengajukan beragam alasan pada diri saya dan orang lain.
Maka karena obrolan itulah saya menjadi melek, bahwa ternyata saya ini masih terlalu banyak alasan dan belum benar-benar konsisten dalam memegang keinginan. Karena inilah banyak usaha saya, dalam akademis ataupun organisasi, yang terbengkalai. Saya terlalu permisif dengan diri sendiri. Ya, saya sering membuat 1000 alasan atas kealpaan saya, yang sebenarnya hanya akan menghambat prestasi.
Jangan Mau Selamanya Beralasan
Teman-teman sekalian, ternyata alasan adalah salah satu ciri orang yang tidak bisa me-manage dirinya sendiri dan juga tanda-tanda orang yang tidak mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saya mengajak diri saya sendiri dan teman-teman sekalian untuk mengurangi alasan dan menjadi orang yang lebih aktual.
“Rusa dan singa itu, sama-sama tahu bahwa mereka harus berlari cepat untuk dapat bertahan hidup.”

Sekilas Pandang Teknik Sipil (Part 1)


Nggak terasa sudah dua semester kuliah di Teknik Sipil UI, akhir Agustus besok insyaAllah mau masuk semester tiga. Serasa baru sebelas hari yang lalu (hitungannya nanggung :P) ikut latihan Padus di Balairung. Begitulah, tugas kuliah di Sipil itu: intens banget, benar-benar ngabisin waktu dan tenaga sampai-sampai dua semester terasa cepat.

Materi Kuliah

Di Sipil UI, materi kuliah dua semester pertamanya itu tentang pengetahuan-pengetahuan alam dasar seperti Kalkulus, Fisika, dan Kimia, ditambah dengan mata kuliah wajib teknik.

Dari sekian banyak mata kuliah di Sipil, materi-materi khas Sipil selalu ngambil porsi besar dalam hal ngerepotin mahasiswa. Di semester satu ada mata kuliah Menggambar Teknik. Materinya tentang teknik-teknik dasar menggambar, baik pakai tangan (manual) ataupun pakai AutoCad. Tugas besarnya itu tentang rumah sehat. Mahasiswa disuruh mencari literatur mengenai syarat-syarat rumah sehat lalu mengadakan pengamatan dan pengukuran terhadap sebuah rumah warga. Setelah membandingkan keadaan riilnya dengan kriteria, mahasiswa ditugaskan untuk menggambar ususlan perbaikan rumah untuk membuat rumah tersebut memenuhi kriteria rumah sehat.

Sense of Engineering

Sounds interesting, eh? Memang ini interesting kok. Kalau kata Pak Josia, dosen Teknik Sipil UI, dalam Menggambar Teknik ini sebenarnya mahasiswa baru dilatih untuk mengembangkan sense of engineering nya. Dulu, ketika awal masuk, kita suka ditantang untuk menebak ukuran suatu ruang dan “isi” dari suatu karya teknik Sipil. Di gamtek, kita dituntut untuk pegang penggaris dan mengukur langsung rumah.

Yah, paling nggak, sekarang udah ga buta tentang ketekniksipilan.

Lanjutannya

Di semester berikutnya, mahasiswa dapat lanjutan dari Menggambar Teknik. Mata kuliahnya dinamakan Konstruksi Bangunan. Mata kuliah ini merupakan sekilas pandang mengenai semua kegiatan dan peminatan di Teknik Sipil.

Perlu diketahui, Sipil itu luas banget, ada yang tentang transportasi, struktur bangunan, kekuatan tanah, bangunan air, dan manajemennya. Tapi di semester ini mahasiswa lebih ditekankan untuk ngerti mengenai struktur rumah, khususnya rumah dua tingkat.

Rancang Sendiri Rumahmu

Tugas besarnya adalah menggambar lengkap struktur bangunan rumah dua tingkat. Di awal tugas, kita cuma dikasih denah rumah. Tugas mahasiswa adalah memikirkan bagaimana caranya membangun denah itu ke atas dan ke bawah supaya bisa jadi rumah dua tingkat yang oke. Omong-omong “dibangun ke bawah” itu cuma istilah pribadi sih, maksudnya itu bikin pondasi.

Nah, setelah tugas dikumpulkan, tugas kita dikembalikan untuk kemudian didiskusikan sama kelompok yang baru. Oh iya, perlu tahu nih, tugas konstruksi bangunan tadi itu tugas individual, tiap orang punya rencana rumahnya masing-masing.

Menghitung Biaya

Dari sekian gambar yang dibawa anggota kelompok, kita disuruh memenentukan RAB (Rencana Anggaran Biaya) salah satu desain. Jadi ceritanya kita benar-benar mau membangun rumah dari desain yang kita buat.

Nah, untuk tugas yang satu ini kita butuh buku referensi dan daftar harga material-material bangunan. Kalau itu semua sudah kita dapat, selanjutnya kita harus menghitung volume bangunan kita. Jujur saja, di semester dua kemarin hitungan saya jauh dari harga rata-rata. Selidik punya selidik, ternyata saya sempat salah hitung volume.

Memang benar kalau teman-teman bilang tugas yang satu ini ribet banget, banyak yang harus dihitung dan harus teliti. Banyak teman-teman yang nggak tidur lho.


Absolutely Incredible


Begitulah sekilas review dua semester di Sipil UI. Alhamdulillah, nggak nyesal ngambil Teknik Sipil di UI, habis asyik sih. Tapi saya juga sadar, saya ini masih perlu banyak belajar. Banyak kesempatan dan ilmu bertebaran di hari-hari saya, tapi sedikit sekali yang bisa kumanfaatkan. Malahan ada yang “terbuang”. Mudah-mudahan di semester tiga nanti nggak akan terulang lagi hal yang seperti ini. Amin.

Dahsyatnya Fisika

Dalam buku Schaum’s Outline: Physics for Engineering and Science, Michael Browne menceritakan bagaimana seorang petualang memanfaatkan fisika untuk mengeluarkan mobilnya yang terjebak dalam lumpur.

Alkisah, diceritakan bahwa saat ia dan kawan-kawannya sedang berburu, mobil pickup yang mereka kendarai terjebak lumpur. Kemudian, seorang kawannya mengambil tali yang kemudian ia kaitkan ke badan mobil dan di ujung lainnya ia lilitkan ke sebuah pohon yang berada di depan mobil. Setelah itu, ia pun menarik bagian tengah tali itu sehingga tali itu membentuk sudut 100 dari posisi normalnya dan tertarik dengan gaya 400N. Apa yang ingin ia lakukan? Ternyata ia ingin mencoba menarik mobil itu dengan gaya yang sekecil-kecilnya.

Gambarnya menjadi


Dengan membagi segitiga yang dibentuk oleh tali menjadi dua, maka didapat

Maka F = 200 N x tan ɵ = 200 N x tan 800 = 1134,26 N

Berarti, hanya dengan memberi gaya 400 N di tengah tali, ia telah menarik mobil itu ke arah depan dengan gaya sebesar 1134,26 N. Awesome, isn’t it?


PROFIL

Hai, namaku Herlambang Cipta Aji, salam kenal. Aku adalah seorang muslim yang lahir di Nusa Tenggara Timur tujuh belas tahun yang lalu. Sekarang ini profesiku adalah mahasiswa Departemen Teknik Sipil FTUI angk. 2008.

Alamatku saat ini adalah di Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur. Saat sekolah dulu, aku sempat menetap di beberapa tempat: Mempawah (Kalimantan Barat), Solo, Samarinda dan Jogja. Pernahkah Anda melihatku di tempat-tempat yang disebutkan itu?

Aku adalah anak dari Sumpeno dan Handri Anik Effendi. Kedua orang tuaku adalah orang Jawa asli, karena itulah darah Jawa tetap mengalir di diriku meskipun aku sudah pernah berada pada beberapa budaya lingkungan yang berbeda. Hal yang sama juga berlaku pada adikku, Rani Mahita Aji. Sedikit banyak kami live in Javanese Way.

Selain dari rumah dan lingkungan, kepribadianku pun aku tempa lewat organisasi. Saat ini aku tercatat sebagai pengurus Rohis Teknik Sipil dan Lingkungan FTUI. Aku juga pernah menjadi anggota dari Rohis Al Uswah SMAN 1 Yogyakarta dan KIR SMAN 1 Yogyakarta (disebut Teladan Science Club).

Yah, pencarian jati diri memang nggak ada habisnya. Begitu banyak daerah kutinggali, begitu banyak budaya kurasakan, sampai saat ini masih belum dapat identitas yang pas. Cuma satu yang pasti: Muslim.

Lewat dunia maya inilah aku mencoba mencari satu lagi media penempaan diri. Maka, mohon bantuannya ya